
Sinopsis
Sewindu, sebagai sebentuk ukiran-ukiran kata berjiwa seorang Tasaro GK dalam memaknai dan menghikmahi cinta, bertutur tentang kisah perjalanan hidupnya, mulai dari kehidupan pernikahannya, pergulatannya dengan dunia tulis-menulis, hingga pemaknaannya akan keluarga kecil dan keluarga besarnya. Bergaya tutur lugas, mengalir, dan santai ala cerpen. Keseluruhan kisah yang merangkai satu energi, yakni cinta, yang terbawa dalam pusaran waktu sewindu.
Semua tampak berbeda dari setiap karya yang diramu apik dalam kisah-kisah fiksinya, semua terasa lebih "bertutur" karena dalam Sewindu ia bernarasi tentang setiap jengkal episode dan wilayah hidupnya dalam kebersahajaan, kejujuran, bahkan kejenakaan.
Ia menjumpai banyak pribadi yang mengisi setiap ruang hidup dan pribadinya, dari masa kanak hingga usia matangnya dan bermetamorfosis menjadi seorang ayah saat ini. Bersinggungan dengan gempita dunia kampus dan komunitas yang digelutinya, bahkan ia memasuki riuhnya dunia kerja yang kompleks dalam arus gelombang yang bertumbuh
In my thought :
Dari beli bulan mei, dan selesai mbaca, baru sempat membuat reviewnya
Buku ini masih bertemakn umum, tidak jauh dari masalah cinta. Eits, tapi jangan diartikan klise dan disamakan dengan novel picisan. Cinta di sini oleh author di usung dari segi yang sedikit berbeda, yang tidak melulu tentang cinta-cinta pada umumnya, dan dijamin tidak membosankan dan bisa dijadikan refleksi (menurut saya)
Membaca buku ini, benar-benar menyentuh. Rasanya campur aduk. Benar-benar memberi banyak pelajaran tentang kehidupan berumah tangga. Banyak hal-hal sederhana, yang mungkin sepele, tapi justru menjadi hal yang menarik. Mungkin bagi pasangan yang mau menikah, bisa direkomendasikan buku ini.tapi tidak ada salahnya juga untuk yang sudah menikah.
Dalam buku ini diulas segala kesederhanaan dalam mencintai, dalam berumah tangga, tentang penantian, pengertian, dan toleransi ketika hidup bersama. Segalanya dituturkan secara cermat dan menarik. Bag sayau, yang justru menarik adalah bagaimana seorang istri atau suami, otomatis memutar haluan, dimana saat mereka sudah tidak sendiri alias sudah berumah tangga. Beberapa percontohan dituliskan secara rinci pula. SEorang istri yang dengan sejumlah uang yang diberikan suami, harus berusaha menjaga rotasi uang, agar dapur tetap mengepul dan semua kebutuhan terpenuhi. Saya jadi meraba diri, kapan saya bisa memulai untuk melakukan penghematan itu semua? mengatur keuangan secara terperinci, meskipun sekarang posisi belum berumah tangga, jadi kepikiran. ya mungkin sedikit membuktikan bahwa rezeki selalu ada dikala orang sudah berumah tangga, dalam segala kesulitan apapun. Yap Innallaha ma'ana. Ahh, pokoknya paket lengkap deh dalam buku ini. Seneng rasanya membaca buku ini, merasa nggak rugi. Jujur ini adalah buku Tasaro pertama yang saya beli dan saya suka. maaf kalau reviewnya sedikit gamang, kalau mau tau gimana bagusnya, silahkan dibaca sendiri, hehe



0 comments:
Post a Comment