FADE IN FADE OUT

REVIEW FADE IN FADE OUT

Fade In Fade Out
author : wiwien wintarto


Sinetron itu tidak berkualitas, tidak mendidik, tidak logis, dan karenanya tidak humanis!

Itu yang selalu ditulis Seto dalam resensinya di taboid remaja Abege. Lalu takdir berkehendak lain ketika ia diberi kesempatan terjun dan masuk langsung ke dunia produksi sinetron. Naskah-naskahnya dilirik beberapa PH di Jakarta. Salah satunya PH besar yang sinetron produksinya kerap ia kritik keras di media.

Bisakah ia mempertahankan idealismenya? Ataukah ia terpaksa realistis dan menyerah terhadap tuntutan dunia bisnis broadcasting dan entertainment yang keras dan tak pandang bulu?

Seto tahu pilihan harus diambil. Begitu pula ketika ia harus menentukan siapa di antara dua sosok cantik yang akan menjadi teman hidupnya. Masalahnya, kedua wanita itu sama-sama tak terjangkau...

in my opinion :
Fuih, bulan ini memang progress buat baca sangat menurun. Ditambah kerjaan yang lagi hectic. So here Im, mbahas novel yang baru kelar baca setelah dibeli tepat di akhir Maret.


Fade in Fade out, awalnya nggak ngerti apaan yah ini. What is the meaning of..."Fade in fade out". Baru kali ini baca metropop karya pengarang pria, meskipun pernah baca juga sekilas karya andrei aksana. Kalau biasanya cerita menonjol dari segi perempuan, atau tokoh utamanya perempuan, karena kebanyakan author metropop adalah perempuan (meskipun ada part POV tokoh laki dan POV perempuannya). Ngerasa beda aja, tapi jelas sisi maskulinnya masih ada, nggak lembek.

fade in fade out mengisahkan tentang Seto, editor sebuah majalah remaja, dengan segala cita-cita dan idealismenya yang sudah mendarah daging di dunia Jurnalistik. Semuanya menjadi titik balik kehidupannya ketika dia mendapat kesempatan untuk membuat sekenario sebuah sinetron, dan tidak sengaja di Jakarta bertemu dengan seorang yang Seto kira sangat pantas sebagai soulmate dia. Cerita ini begitu sederhana dan lebih menggambarkan realita. Tidak seperti metropop yang biasanya ada sisi high class yang sangat ditonjolkan. Meskipun di sini masih ada sentuhan itu, tapi seakan semuanya tertutupi oleh part simplenya. Namun pengarang memang secara total membawa pembaca untuk melihat gambaran dunia di balik layar, dan fakta-fakta tentang dunia persinetronan Indonesia. Hal ini sedkit banyak membuka wawasan kita sbg pembaca, dan menyimpulkan secara individu tentang kualitas sinetron masa kini. Seto sebagai seorang jurnalistik yang selalu mengkritisi sinetron yang tidak berkualitas dihadapkan pada kenyataan apakah dia harus menjadi begian dari kekonyolan itu??/
mencapai cita-cita apalagi merubah keadaan dan budaya memang tidak mudah. Seperti yang ada di dalam buku perahu kertas, kita terkadang harus menjadi orang lain dulu untuk meraih cita-cita kita

2 comments:

  1. wiwien wintarto Says:

    betul. demikianlah kehidupan ini. kadang harus jadi orang lain untuk meraih mimpi. tengkiu repiunya. :)

    Posted on 2 July 2013 at 22:23  

    Unknown Says:

    wuihhh, author aslinya muncul di blogku...trimakasih mas wiwien sudah mampir, maaph repiew nya simple, typo pula

    Posted on 6 July 2013 at 17:22  

Post a Comment