One Last Chance

Review novel One Last Chance
One Last Chance
Author : Stephanie zen
Penerbit : GPU

sinopsis
Adrienne Hanjaya, novelis muda berbakat yang buku-bukunya selalu bestseller, mempunyai satu prinsip: Tak boleh ada patah hati yang tak menghasilkan royalti.

Setiap kisah cintanya yang berantakan selalu dituangkan Adrienne dalam naskah. Semuanya. Dengan nama tokoh pria yang sering kali menggunakan nama sebenarnya, dengan ending buruk bagi si tokoh pria dan kebahagiaan bagi si tokoh wanita. Adrienne berpendapat, para pria itu layak mendapatkannya karena telah menyia-nyiakan cintanya.

Sampai akhirnya, Adrienne bertemu Danny Husein, calon dokter muda yang bahkan sempat dikiranya too good to be true. Kali ini Adrienne mengira akhirnya ia bisa menulis novel roman yang berakhir dengan tokoh pria dan wanita bahagia bersama.

Tapi perkiraan Adrienne salah. Salah satu cowok yang pernah dijadikan tokoh novelnya memberitahu Danny tentang prinsip menulis Adrienne. Bagaimana reaksi Danny mendengar itu? Apakah ia memilih meninggalkan Adrienne? Dan berhasilkah Adrienne membuktikan bahwa ia sungguh-sungguh mencintai Danny?

In my Thought :

sepi rasanya nggak ada metropop baru yang bisa dibeli. So di akhir Mei waktu jalan ke TB, gak sengaja pengen beli buku ini. Yep bukan buku baru, but I just want to try

senang rasanya bisa membaca sebuah karya yang berlatar belakang di kota yang sudah lama ku tinggali. Yeah novel ini berlatar di surabaya, dan baru nyadar kalo Stepanie zen ini memang dari Sby. Padahal aku dulu juga sempat baca novel teenitnya Dylan itu. Berasa imajinasinya pas banget, univ yang sama, mall yang sama, cafe yang sama, perfecto, he he

Berkisah tentang adriene, seorang penulis novel muda, yang selalu mengambil cerita pribadinya untuk dijadikan sumber inspirasinya. Mottonya adalah tidak ada patah hati yang tidak menghasilkan royalti. Ide nya mengalir lancar ketika nama tokoh dalam novelnya itu memang mencomot nama pribadi para pria yang pernah membuatnya patah hati. So....dari pemakaian nama asli itu, muncullah berbagai konflik, bersamaan saat adriene mulai menemukan seseorang yang dikiranya bisa menjadi satu-satunya sumber inspirasi cerita yang lain dari biasanya, ehmm happy end mungkin. Lagi-lagi dia harus kecewa, namun kekecewaannya yang terakhir ini sungguh merenggut semua kebahagiaannya secara bersamaan, karena sakit hati dari masa lalunya. 

Membaca buku ini memang berasa membaca real life. Author bisa membawa pembaca mampu terhanyut dalm situasi yang dialami adriene (versiku sih begitu). Porsi happy dan sedihnya pas. Nggak merasa rugi sih sudah mkembeli buku ini gak sengaja, randomly. But, finishing touch nya kurang. happy ending sih, cuman kalo ditambah sedikit biar lebih panjang tuh epilognya, mungkin akan lebih manis. tapi ya begitulah, banyak author yang suka membuat akhir yang 70%, menurutku.

0 comments:

Post a Comment